Ternyata Fenomena Facebook Sudah
Disinggung di Al-Quran
LIKE DULU SEBELUM BACA
Hari gini siapa yang tidak kenal Facebook?
Bisa-bisa dibilang ketinggalan jaman atau
tidak up todate kalau tidak punya akun
Facebook. Tapi tahukah anda, fenomena
Facebook ini ternyata sudah pernah
disinggung di dalam ayat Al Qur’an. Tentu
saja didalamnya tidak serta merta
menyebutkan Facebook secara eksplisit.
Melainkan fenomena yang berkaitan
dengan aktivitas manusia modern di
jejaring sosial yang satu ini.
Tidak percaya? Coba buka surat Al-Ma’arij
ayat 19-21 yang bunyinya,
‘Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka
mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan,
ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat
kebaikan dia jadi kikir.‘
Ayat diatas menjelaskan fenomena jamaah
“Fesbukiyah” secara umum. Coba kita lihat
status-status yang bertebaran di wall
Facebook. Kebanyakan berisi keluh kesah,
mirip kisah sinetron. Mulai dari bisul,
jerawat sampai sakit encok semua ada.
Masalah cuaca juga setali tiga uang. Saat
hujan, mengeluh tidak bisa kemana-mana.
Giliran hari panas, ganti mengeluh
kepanasan di jalan.
Bahkan ibadah pun juga dipublikasikan.
“Hmm buka puasa cuma pakai kolak 3
mangkok, es buah 4 gelas n gorengan 10
biji nih“. Atau “Alhamdulillah ya sehari
semalam sudah khatam Quran 3 kali“.
Semoga saja niatnya bukan untuk riya atau
pamer supaya dicap alim ya.
Sepertinya tinggal sholat yang belum
pernah nongol di status Facebook. Tidak
lucu kan kalau ada yang pasang status, “Lagi
jumatan nih. Dah rokaat kedua, tapi bacaan
imam nya lama betttt..“
Penggalan ayat berikutnya pun begitu juga.
Disitu dikatakan,
‘apabila dapat kebaikan maka iakikir’. Paling
banter statusnya hanya ‘pemberitahuan’
naik gaji, mobil baru, makan enak, dsb.
Sepertinya belum ada tuh, status Facebook
seperti ini, “Di bus nemu duit 100 ribu nih.
Yang mau ditraktir, ditunggu ya jam makan
siang di warteg sebelah. Tenang aja, makan
sepuasnya!”.
Sesungguhnya Facebook ibarat pisau. Bila
digunakan koki, bisa tercipta masakan
lezat. Tapi kalau yang pegang tukang
todong, dompet bisa melayang. Jadi
berhati-hatilahupdate status di Facebook
dan social network yang lain. Karena tidak
ada amalan yang tidak dihitung nantinya.
Semoga bermanfaat dan dapat diambil
hikmanya..
Disinggung di Al-Quran
LIKE DULU SEBELUM BACA
Hari gini siapa yang tidak kenal Facebook?
Bisa-bisa dibilang ketinggalan jaman atau
tidak up todate kalau tidak punya akun
Facebook. Tapi tahukah anda, fenomena
Facebook ini ternyata sudah pernah
disinggung di dalam ayat Al Qur’an. Tentu
saja didalamnya tidak serta merta
menyebutkan Facebook secara eksplisit.
Melainkan fenomena yang berkaitan
dengan aktivitas manusia modern di
jejaring sosial yang satu ini.
Tidak percaya? Coba buka surat Al-Ma’arij
ayat 19-21 yang bunyinya,
‘Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka
mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan,
ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat
kebaikan dia jadi kikir.‘
Ayat diatas menjelaskan fenomena jamaah
“Fesbukiyah” secara umum. Coba kita lihat
status-status yang bertebaran di wall
Facebook. Kebanyakan berisi keluh kesah,
mirip kisah sinetron. Mulai dari bisul,
jerawat sampai sakit encok semua ada.
Masalah cuaca juga setali tiga uang. Saat
hujan, mengeluh tidak bisa kemana-mana.
Giliran hari panas, ganti mengeluh
kepanasan di jalan.
Bahkan ibadah pun juga dipublikasikan.
“Hmm buka puasa cuma pakai kolak 3
mangkok, es buah 4 gelas n gorengan 10
biji nih“. Atau “Alhamdulillah ya sehari
semalam sudah khatam Quran 3 kali“.
Semoga saja niatnya bukan untuk riya atau
pamer supaya dicap alim ya.
Sepertinya tinggal sholat yang belum
pernah nongol di status Facebook. Tidak
lucu kan kalau ada yang pasang status, “Lagi
jumatan nih. Dah rokaat kedua, tapi bacaan
imam nya lama betttt..“
Penggalan ayat berikutnya pun begitu juga.
Disitu dikatakan,
‘apabila dapat kebaikan maka iakikir’. Paling
banter statusnya hanya ‘pemberitahuan’
naik gaji, mobil baru, makan enak, dsb.
Sepertinya belum ada tuh, status Facebook
seperti ini, “Di bus nemu duit 100 ribu nih.
Yang mau ditraktir, ditunggu ya jam makan
siang di warteg sebelah. Tenang aja, makan
sepuasnya!”.
Sesungguhnya Facebook ibarat pisau. Bila
digunakan koki, bisa tercipta masakan
lezat. Tapi kalau yang pegang tukang
todong, dompet bisa melayang. Jadi
berhati-hatilahupdate status di Facebook
dan social network yang lain. Karena tidak
ada amalan yang tidak dihitung nantinya.
Semoga bermanfaat dan dapat diambil
hikmanya..