Sabtu, 27 Juli 2013

fenomena facebook sudah ada di alquran


Ternyata Fenomena Facebook Sudah
Disinggung di Al-Quran
LIKE DULU SEBELUM BACA
Hari gini siapa yang tidak kenal Facebook?
Bisa-bisa dibilang ketinggalan jaman atau
tidak up todate kalau tidak punya akun
Facebook. Tapi tahukah anda, fenomena
Facebook ini ternyata sudah pernah
disinggung di dalam ayat Al Qur’an. Tentu
saja didalamnya tidak serta merta
menyebutkan Facebook secara eksplisit.
Melainkan fenomena yang berkaitan
dengan aktivitas manusia modern di
jejaring sosial yang satu ini.
Tidak percaya? Coba buka surat Al-Ma’arij
ayat 19-21 yang bunyinya,
‘Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka
mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan,
ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat
kebaikan dia jadi kikir.‘
Ayat diatas menjelaskan fenomena jamaah
“Fesbukiyah” secara umum. Coba kita lihat
status-status yang bertebaran di wall
Facebook. Kebanyakan berisi keluh kesah,
mirip kisah sinetron. Mulai dari bisul,
jerawat sampai sakit encok semua ada.
Masalah cuaca juga setali tiga uang. Saat
hujan, mengeluh tidak bisa kemana-mana.
Giliran hari panas, ganti mengeluh
kepanasan di jalan.
Bahkan ibadah pun juga dipublikasikan.
“Hmm buka puasa cuma pakai kolak 3
mangkok, es buah 4 gelas n gorengan 10
biji nih“. Atau “Alhamdulillah ya sehari
semalam sudah khatam Quran 3 kali“.
Semoga saja niatnya bukan untuk riya atau
pamer supaya dicap alim ya.
Sepertinya tinggal sholat yang belum
pernah nongol di status Facebook. Tidak
lucu kan kalau ada yang pasang status, “Lagi
jumatan nih. Dah rokaat kedua, tapi bacaan
imam nya lama betttt..“
Penggalan ayat berikutnya pun begitu juga.
Disitu dikatakan,
‘apabila dapat kebaikan maka iakikir’. Paling
banter statusnya hanya ‘pemberitahuan’
naik gaji, mobil baru, makan enak, dsb.
Sepertinya belum ada tuh, status Facebook
seperti ini, “Di bus nemu duit 100 ribu nih.
Yang mau ditraktir, ditunggu ya jam makan
siang di warteg sebelah. Tenang aja, makan
sepuasnya!”.
Sesungguhnya Facebook ibarat pisau. Bila
digunakan koki, bisa tercipta masakan
lezat. Tapi kalau yang pegang tukang
todong, dompet bisa melayang. Jadi
berhati-hatilahupdate status di Facebook
dan social network yang lain. Karena tidak
ada amalan yang tidak dihitung nantinya.
Semoga bermanfaat dan dapat diambil
hikmanya..

Kamis, 25 Juli 2013

cerita renungan antara semut dan lalat

Foto: Beberapa ekor lalat nampak terbang
berpesta di atas sebuah tong sampah di
depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak
pemilik rumah keluar dan tidak menutup
kembali pintu rumah. Kemudian nampak
seekor lalat bergegas terbang memasuki
rumah itu. Si lalat langsung menuju
sebuah meja makan yang penuh dengan
makanan lezat.
“Saya bosan dengan sampah-sampah itu,
ini saatnya menikmati makanan segar,”
katanya. Setelah kenyang, si lalat
bergegas ingin keluar dan terbang menuju
pintu saat dia masuk, namun ternyata
pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat
hinggap sesaat di kaca pintu memandangi
kawan-kawannya yang melambai-
lambaikan tangannya seolah meminta
agar dia bergabung kembali dengan
mereka.
Si lalat pun terbang di sekitar kaca,
sesekali melompat dan menerjang kaca
itu, dengan tak kenal menyerah si lalat
mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu
merayap mengelilingi kaca dari atas ke
bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik,
demikian terus dan terus berulang-ulang.
Hari makin petang, si lalat itu nampak
kelelahan dan kelaparan. Esok paginya,
nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di
lantai.
Tak jauh dari tempat itu, nampak
serombongan semut merah berjalan
beriringan keluar dari sarangnya untuk
mencari makan. Dan ketika menjumpai
lalat yang tak berdaya itu, serentak
mereka mengerumuni dan beramai-ramai
menggigit tubuh lalat itu hingga mati.
Kawanan semut itu pun beramai-ramai
mengangkut bangkai lalat yang malang itu
menuju sarang mereka.
Dalam perjalanan, seekor semut kecil
bertanya kepada rekannya yang lebih tua,
“Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa
dia sekarat?” “Oh.., itu sering terjadi, ada
saja lalat yang mati sia-sia seperti ini.
Sebenarnya mereka ini telah berusaha,
dia sungguh-sungguh telah berjuang keras
berusaha keluar dari pintu kaca itu.
Namun ketika tak juga menemukan jalan
keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga
akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu
makan malam kita.”
Semut kecil itu nampak manggut-
manggut, namun masih penasaran dan
bertanya lagi, “Aku masih tidak mengerti,
bukannya lalat itu sudah berusaha keras?
Kenapa tidak berhasil?”
Masih sambil berjalan dan memanggul
bangkai lalat, semut tua itu menjawab,
“Lalat itu adalah seorang yang tak kenal
menyerah dan telah mencoba berulang
kali, hanya saja dia melakukannya dengan
cara-cara yang sama.” Semut tua itu
memerintahkan rekan-rekannya berhenti
sejenak seraya melanjutkan perkataannya,
namun kali ini dengan mimik dan nada
lebih serius, “Ingat anak muda, jika kamu
melakukan sesuatu dengan cara yang
sama tapi mengharapkan hasil yang
berbeda, maka nasib kamu akan seperti
lalat ini.”



Para pemenang tidak melakukan
hal-hal yang berbeda, mereka
hanya melakukannya dengan
cara yang berbeda. 
Beberapa ekor lalat nampak terbang
berpesta di atas sebuah tong sampah di
depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak
pemilik rumah keluar dan tidak menutup
kembali pintu rumah. Kemudian nampak
seekor lalat bergegas terbang memasuki
rumah itu. Si lalat langsung menuju
sebuah meja makan yang penuh dengan
makanan lezat.
“Saya bosan dengan sampah-sampah itu,
ini saatnya menikmati makanan segar,”
katanya. Setelah kenyang, si lalat
bergegas ingin keluar dan terbang menuju
pintu saat dia masuk, namun ternyata
pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat
hinggap sesaat di kaca pintu memandangi
kawan-kawannya yang melambai-
lambaikan tangannya seolah meminta
agar dia bergabung kembali dengan
mereka.
Si lalat pun terbang di sekitar kaca,
sesekali melompat dan menerjang kaca
itu, dengan tak kenal menyerah si lalat
mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu
merayap mengelilingi kaca dari atas ke
bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik,
demikian terus dan terus berulang-ulang.
Hari makin petang, si lalat itu nampak
kelelahan dan kelaparan. Esok paginya,
nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di
lantai.
Tak jauh dari tempat itu, nampak
serombongan semut merah berjalan
beriringan keluar dari sarangnya untuk
mencari makan. Dan ketika menjumpai
lalat yang tak berdaya itu, serentak
mereka mengerumuni dan beramai-ramai
menggigit tubuh lalat itu hingga mati.
Kawanan semut itu pun beramai-ramai
mengangkut bangkai lalat yang malang itu
menuju sarang mereka.
Dalam perjalanan, seekor semut kecil
bertanya kepada rekannya yang lebih tua,
“Ada apa dengan lalat ini, Pak? Mengapa
dia sekarat?” “Oh.., itu sering terjadi, ada
saja lalat yang mati sia-sia seperti ini.
Sebenarnya mereka ini telah berusaha,
dia sungguh-sungguh telah berjuang keras
berusaha keluar dari pintu kaca itu.
Namun ketika tak juga menemukan jalan
keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga
akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu
makan malam kita.”
Semut kecil itu nampak manggut-
manggut, namun masih penasaran dan
bertanya lagi, “Aku masih tidak mengerti,
bukannya lalat itu sudah berusaha keras?
Kenapa tidak berhasil?”
Masih sambil berjalan dan memanggul
bangkai lalat, semut tua itu menjawab,
“Lalat itu adalah seorang yang tak kenal
menyerah dan telah mencoba berulang
kali, hanya saja dia melakukannya dengan
cara-cara yang sama.” Semut tua itu
memerintahkan rekan-rekannya berhenti
sejenak seraya melanjutkan perkataannya,
namun kali ini dengan mimik dan nada
lebih serius, “Ingat anak muda, jika kamu
melakukan sesuatu dengan cara yang
sama tapi mengharapkan hasil yang
berbeda, maka nasib kamu akan seperti
lalat ini.”



Para pemenang tidak melakukan
hal-hal yang berbeda, mereka
hanya melakukannya dengan
cara yang berbeda.

Pernikahan selalu ada di jari manis, kok bukan di jari lain

Foto: Pernikahan selalu ada di jari manis, kok
bukan di jari lain…saya sebetulnya juga
bingung tapi setelah baca suatu artikel,
menarik juga untuk diperhatikan. Coba
deh ikuti langkah berikut ini, kalian pasti
takjub karena Tuhan benar-benar
membuat keajaiban (ini berasal dari
kutipan Cina):
1. Pertama, tunjukkan telapak tangan
anda, jari tengah ditekuk ke dalam (lihat
gambar).
2. Kemudian, 4 jari yang lain pertemukan
ujungnya.
3. Permainan dimulai, 5 pasang jari tetapi
hanya 1 pasang yang tidak terpisahkan.
4. Cobalah membuka ibu jari anda, ibu jari
mewakili orang tua, ibu jari bisa dibuka
karena semua manusia mengalami sakit
dan mati. Dengan demikian orang tua kita
akan meninggalkan kita suatu hari nanti.
5. Tutup kembali ibu jari anda, kemudian
buka jari telunjuk anda, jari telunjuk
mewakili kakak dan adik anda, mereka
memiliki keluarga sendiri, sehingga
mereka juga akan meninggalkan kita.
6. Sekarang tutup kembali jari telunjuk
anda, buka jari kelingking, yang mewakili
anak-anak. Cepat atau lambat anak-anak
juga akan meninggalkan kita.
7. Selanjutnya, tutup jari kelingking anda,
bukalah jari manis anda tempat dimana
kita menaruh cincin perkawinan anda,
anda akan heran karena jari tersebut tidak
akan bisa dibuka. Karena jari manis
mewakili suami dan istri, selama hidup
anda dan pasangan anda akan terus
melekat satu sama lain.

Selamat mencoba gan!! :-) 
Pernikahan selalu ada di jari manis, kok
bukan di jari lain…saya sebetulnya juga
bingung tapi setelah baca suatu artikel,
menarik juga untuk diperhatikan. Coba
deh ikuti langkah berikut ini, kalian pasti
takjub karena Tuhan benar-benar
membuat keajaiban (ini berasal dari
kutipan Cina):
1. Pertama, tunjukkan telapak tangan
anda, jari tengah ditekuk ke dalam (lihat
gambar).
2. Kemudian, 4 jari yang lain pertemukan
ujungnya.
3. Permainan dimulai, 5 pasang jari tetapi
hanya 1 pasang yang tidak terpisahkan.
4. Cobalah membuka ibu jari anda, ibu jari
mewakili orang tua, ibu jari bisa dibuka
karena semua manusia mengalami sakit
dan mati. Dengan demikian orang tua kita
akan meninggalkan kita suatu hari nanti.
5. Tutup kembali ibu jari anda, kemudian
buka jari telunjuk anda, jari telunjuk
mewakili kakak dan adik anda, mereka
memiliki keluarga sendiri, sehingga
mereka juga akan meninggalkan kita.
6. Sekarang tutup kembali jari telunjuk
anda, buka jari kelingking, yang mewakili
anak-anak. Cepat atau lambat anak-anak
juga akan meninggalkan kita.
7. Selanjutnya, tutup jari kelingking anda,
bukalah jari manis anda tempat dimana
kita menaruh cincin perkawinan anda,
anda akan heran karena jari tersebut tidak
akan bisa dibuka. Karena jari manis
mewakili suami dan istri, selama hidup
anda dan pasangan anda akan terus
melekat satu sama lain.

Selamat mencoba gan!!

CERITA RENUNGAN

 
Ketika sore sepulang kerja seorang suami
melihat isteri yang tertidur pulas karena
kecapekan bekerja seharian di rumah.
Sang suami mencium kening isterinya dan
bertanya, ‘Bunda, udah shalat Ashar
belum?’ Isterinya terbangun dengan hati
berbunga-bunga menjawab pertanyaan
suami, ‘sudah yah.’ Isterinya beranjak dari
tempat tidur mengambil piring yang
tertutup, sore itu isterinya memasak
kesukaan sang suami.
‘Lihat nih, aku memasak khusus kesukaan
ayah.’ Piring itu dibukanya, ada sepotong
kepala ayam yang terhidang untuk
dirinya.
Sang suami memakannya dengan lahap
dan menghabiskan. Isterinya bertanya,
‘Ayah, kenapa suka makan kepala ayam
padahal aku sama anak-anak paling tidak
suka ama kepala ayam.’ Suaminya
menjawab, ‘Itulah sebabnya karena kalian
tidak suka maka ayah suka makan kepala
ayam supaya isteriku dan anak-anakku
mendapatkan bagian yang terenak.’
Mendengar jawaban sang suami, terlihat
butir-butir mutiara mulai menuruni
pipinya. Jawaban itu menyentak
kesadarannya yang paling dalam. Tidak
pernah dipikirkan olehnya ternyata
sepotong kepala ayam begitu indahnya
sebagai wujud kasih sayang yang tulus
kecintaan suami terhadap dirinya dan
anak-anak. ‘Makasih ya ayah atas cinta
dan kasih sayangmu.’ ucap sang isteri.
Suaminya menjawab dengan senyuman,
pertanda kebahagiaan hadir didalam
dirinya.
Kita seringkali mengabaikan sesuatu yang
kecil yang dilakukan oleh sosok ayah kita,
namun memiliki makna yang begitu besar,
di dalamnya terdapat kasih sayang, cinta,
pengorbanan dan tanggungjawab.
Semoga cerita diatas kita bisa mengambil
hikmah dengan mencintai setulus hati
ayah kita yang telah berkorban untuk
anak dan isterinya.

Translate